ARUNG PALAKKA
Siapa yang tidak mengenal Arung Palakka? dia adalah sosok yang memiliki sifat sosial yang tinggi, sebab apabila orang ingin meminta bantuan dia rela mengorbankan nyawanya. karena itu, latenri tata (Arung Palakka) memiliki nama dan gelar cukup banyak. berbagai penghargaan telah di berikan padanya baik dari kerajaan lain berupa benda maupun nama gelar bahkan apabila mau di sebutkan penghargaan yang di berikan maka namanya itu menjadi sangat panjang. kata ARUNG PALAKKA hanyalah sebuah gelar.
Arunf palakka adalah potret keterasingan dan menyimpan magna semangat menggebu-gebu untuk penaklukan. dia terasing dari bangsanya, suku bugis bone yang kebebasannya terpasung di karenakan perbedaan pandangan dengan raja gowa. namun, dia bebas sebebas peluru yang melesat dan meninggalkan jejak di batavia setelah meninggalkan kota kelahirannya di bone.
arung palakka ini konon di takuti di seantero batavia, sebelum ke batavia (jakarta) mungkin tak banyak yang tahu kalau pulau buton, pernah menjadi pelarian arung palakka dari kejaran pasukan sultan hasanudin. di pelajran sejarah menyebutkan kalau sang pangeran berambut panjang ini hanyalah seorang penghianat.
tetapi tidak bagi sebagian masyarakat bone dan buton, arung palakka bukanlah sosok yang jahat, seperti yang di didiskreditkan sekarang ini. alkisah masyarakat bone dan buton, sekitar 1660, bone dan gowa bertikai. arung palakka sebagai salah seorang pemimpin bone tida bisa menerima perlakuan para bangsawan gowa yang menindas rakyatnya. perlakuan kerja paksa untuk membangun benteng di perkebunan daerah makassar jelas membuat rasa siri masyarakat bone termasuk arung palakka tercabik-cabik, apalagi setelah bangsawan bone juga di paksa ikut kerja paksa tersebut.
akhirnya bersama tobala, pemimpin bone yang di tunjuk oleh gowa, arung palakka melakukan perlawanan dengan melarikan orang-orang bugis dari kerja paksa tersebut. sebenarnya para prajurit gowa mencari tobala karena di anggap tidak mampu mengawasi budak dari bone.
hanya saja arungpallak yang merasa tida memiliki tempat lagi di celebes memutuskan untuk pergi untuk mencari tempat semedi dan merenung demi mengembalikan siri mereka. sebelum ke pulau jawa terlebih dahulu arung palakka ke buton untuk mencari strategi. raja buton ke-10 waktu itu bernama la sombata atau lebih di kenal bergelar sultan rahiem.
pada saat pasukan gowa mencari arung palakka hingga ke buton. sultan buton bersumpah mereka tidak menyembunyikan arung palakka di atas pulau mereka. "apabila kami berbohonh, kami rela pulau ini ditutupi oleh air" ucap sultan buton, yang di ucapkan kembali oleh penerusnya.
ternyata sumpah tersebut di anggap sah karena pada kenyataannya pulau buton memang tidak pernah tenggelam hingga saat ini. gua liana la to untu adalah bukti sejarah yang di jadika sebagai objek wisata sejarah di sana, merupakan tempat arung palakka merenung untuk mengatur stratego perangya.
sisitem batuan di daerah buton bisa jadi merupakan salah satu alasan yang jelas mengenai hal ini. daerah batuan berkarang dengan ceruk-ceruk kecil di seanjang bukitnya menggambarkan bahwa mereka tidak menyembunyikan arung palakka di atas daratan tanah mereka. namun di atara ceruk-ceruk sekitar pantai yang menurut pendapat orang buton bukanlah daratan melaikan gua, yang berada di dalam tanah.
kepintara bersilat lidah sultan buton inilah yang akhirnya membuat arung palakka lolos dari pengejaran dan pencarian oasukan gowa, hal ini juga di benarkan oleh pemuka adat setempat yang bernama La Ode hafi'i. dia menjelaskan bahwa antara kesultanan buton dan bone sejak dahulu terikat dalam perjanjian sebagi saudarah.
"bone raja di darat, buton raja di laut" ucapnya. hal itu juga yang mendasari mengapa sultan buton memutuskan untuk membantu arung palakka dan turut membiayai arung palakka bersama 400 lebih pengikutnya menuju batavia.
patung sang ayam jantan dari timur, sang pembebas dengan gelar pahlawan kemanusiaan petta malampee gemme'na, kini berdiri di tengah kota watampone kabupaten yang menjadi bukti sejarah dan menjadi simbol semangat pejuang-pejuang bugis masa lalu.