PISANG EPE

Saturday, September 26, 2015

         pisang epe adalah makanan khas makassar, sulawesi selatan. pisang epe sebuah jajanan unik yang banyak di temui ketika berkunjung ke kota makassar jadi apabila anda berkunjung ke kota anging mammiri jangan lupa untuk mencicipi jajanan tersebut dan anda dapat menemukan pisang epe di setiap sudut pantai losari.

pisang epe menjadi makanan favorit bagi semua orang termaksud warga lokal maupun turis internasional. kata 'epe' berasal dari bahasa makassar yang berarti 'jepit', jadi pisang epe secara lengkap bisa di artikan menjadi pisang bakar yang di jepit dan menjadi gepeng, dengan berbahan dasar dari pisang raja yang belum terlalu masak dan tidak lembek. dengan nama yang mudah ini semua orang akan mudah mengingat namnya. 

lokasi yang paling banyak menjual pisang epe ini ialah berada di pantai losari yang di mana lokasi pantai losari sudah menjadi maskot kota makassar. menu pisang epe ini suguhkan dengan berbagai rasa seperti :rasa original 'yang dimana hanya campuran gula merah/gula aren yang telah di cairkan', rasa coklat,rasa coklat-keju. dan pisang epe ini terkenal dengan rasanya yang sangat manis karena saus dari pisang epe itu sendiri adalah gula merah/aren yang telah di cairkan.

anda pun bisa juga mencoba membuatnya dengan resep sebagai berikut : 
  • Pisang Kepok yang sudah matang ( Jumlah tergantung yang mau di buat)
  • Margarin secukup nya
Bahan Tambahan untuk Saus/ siraman gula di atas nya :
  • 400 gram Gula merah atau gula jawa (Untuk pisang kepok ukuran sedang sejumlah 24 pcs)
  • 6 daun pandan ukuran sedang
  • 1,2 liter air
  • 1 sendok kecil / sendok teh garam dapur
  • 4 sendok makan gula pasir putih
Cara Membuat Pisang Epe Makasar
Sebenarnya, cara membuat masakan pisang dari Makasar ini sama seperti kita membuat Roti bakar. Pisang kepok yang sebelum nya sudah kita tipiskan atau pipihkan di olesi dulu dengan margarin yang sudah di persiapkan. Oleskan secara merata dan pastikan semua bagian terkena margarin. Setelah itu, pisang yang sudah pipih tersebut di panggang menggunakan panggangan yang sudah kita persipakan di langkah 1.

Untuk hasil yang maksimal dan merata, sebaik nya gunakan kipas tangan. Tetapi kalau terpaksa, menggunakan kipas angin juga boleh, asal angin nya tidak terlalu besar. Pastikan Pisang tersebut kita bolak-balikan supaya tidak gosong dan menghitam di salah satu sisi nya. Untuk saus nya, semua bahan terlebih dulu di cuci bersih. Rebus air dulu sampai matang. Setelah itu masukkan gula merah dan terus di aduk. Setelah gula setengah cair, masukan garam dapur dan gula pasir. Terakhir masukan daun pandan dan terus diaduk sampai gula merah menyatu dengan air.

Setelah dirasa tingkat kematangan cukup atau sesuai selera, kita angkat pisang tersebut dan di taruh di piring saji. Setelah itu, siram dengan gula merah dan bahan tambahan lain, seperti keju parut, coklat, saus durian atau yang lain sesuai selera.

MAPACCI

Friday, September 25, 2015

MAPACCI

  
      upacara adat mapacci merupakan rangkaian perayaan pernikahan bugis makassar yaitu uapacara adat mapacci, dengan penggunanaan simbol-smbol yang sarat makna akan menjaga keutuhan keluarga dan memlihara kasih sayang dalam rumah tangga. 'mapacci' berasal dari kata ''pacci'', yaitu daun yang di haluskan untuk penghias kuku hampir juga berbunyi dengan ''pacing'' artinya bersih atau suci. 

melambangkan kesuciaan hati calon pengantin menghadapu hari esok, kususnya memasuki bahtera rumah tangga meninggalkan masa gadis sekaligus merupakan malam yang berisi doa. dalam kesutraan bugis terdapat pantun yang berbunyi : 'duwa kuala sapo uganna panaseanabelo kanukue'. dalam pantun ini mempunyai penjelasan yakni, nagka dinamakan 'lempu' yang berarti jujur. sedangkan penghias kukunya mirip bunyinya 'paccing' yang artinya bersih atau suci. jadi kesucian dan kejujuran merupakan benteng dalam kehidupan, karena kesucian adalah pancaran kalbu  yang menjelma dalam kejujuran.

adapun perlengkapan 'mapacci' dan di kelompokkan menjadi tiga yaitu : benno dan tai bani (patti) dan kelompok II tersiri dari : bantal, sarung, daun pisang dan daun nangka. benno yaitu beras yang digoreng kering hingga mekar akan mekar melambangkan harapan, kirannya calon pengantin ini akan mekar berkembang dengan baik, bersih dan jujur. dalam bahasa bugis  disebut 'mpenno rialei'. sedang tai bani 'patti' merupakan lilin dari lebah, ini artinya tata kehidupan lebih terlihat rukun, baik, tidak saling menggangu satu sama lain. artinya hendak menjadi suri tauladan dalam kehidupan bermasyarakat.

sementara bantal 'pallungang' merupakan simbol kemakmuran. merupakan simbol kemakmuran. pengertiannya sebagai pengalas kepala yang artinya penghormatanatau martabat dalam bahasa bugis disebut 'mappakalebbi', mengenai salung 'lipa' yang di susun 7 lembar maksudnya adalah sebagai penutup tubuh 'harga diri' juga karena sarung di buat dari benang yang di tenun helai demi helai yang melambangkan ketekunan dan keterampilan.

untuk daun pisang  'leko unti' di lambangkan sebagai kehidupan yang sambung menyambung. dan daun yang digunakan ialah daun yang tua belum kering betul daun muda telah muncul untuk menggantikan dan melanjutkan hidupnya. masih ada kelompok ke III yang terdiri atas bekkeng, yaitu tempat daun pacci yang mengandung arti kesatuan jiwa atau kerukunan hidup dalam suatu keluarga dan daun pacci itu sendiri yang melambangkan kesucian, di antaranya napaccing hati 'bersih hati', napacing jiwa 'bersih jiwa', napacing nawa-nawa 'bersih fikiran', napacing panggaukang 'bersih tingkah laku', napacing ateka 'bersih itikat'.
secara sederhana, proses jalannya upacara mapacci  adalah sebagai berikut :

- calon pengantin sudah duduk di lamming atau bisa juga di dalam kamar pengantin.
- kelompok  pembaca barzanji 'pabarazanji' sudah siap di tempat yang di sediakan.
- tamu sudah duduk di ruagan.
- setelah protokol membuka acara, pembaca barazanji sudah dapat di lakukan.
- sampai di bacakan 'badrun alaina' dalam bahasa makassar ' niallemi syaraka'. maka sekaligus acara mapacci di mulai dengan sedikit mengambil daun pacci yang telah di haluskan dan di letakan di telapak tangan calon pengantin, sambil seorang ibu mendampingi calon pengantin.
- setelah semua tamu yang ditetapkan telah melakukan mapacci maka seluruh hadirin bersama-sama mendoakan semoga calon pengantin di restui oleh yang maha kuasa agar menjadi suri tauladan karena martabat dan harga dirinya yang tinggi. "cukkong muwa minasea, nakkelo puwangnge naiya ma'dupa"

KAPAL PINISI


           pinisi adalah kapal layar tradisonal khas asal indonesia dan tepatnya berasal dari suku bugis dan suku makassar di sulawesi selatan

yaitu di desa bira kecamatan bonto bahari kabupaten bulukumba. 'pinisi sebenarnya merupakan nama layar'. pinisi dalah kapal yang menggunakan jenis layar sekunar.

kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan dan dua tiang layar utama, dan tujuh buah layar yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang. umumnya kapal pinisi di gunakan untuk pengangkutan barang antar pulau.

dan arti dari dua tiang layar utama ialah berdasarkan 2 kalimat syahadat dan tujuh buah layar merupakan jumlah dari 7 ayat surah al-fatiha. dengan dua buah tiang dengan tujuh helai layar juga mempuyai makna bahwa nenek moyang bangsa indonesia mampu menharungi tujuh samudera besar di dunia.

kapal kayu pinisi telah di gunakan indonesia sejak bebrapa abad yang lalu dan di perkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500an. menurut naskah lontarak l babad la galaligo pada abad ke 14, pinisi pertama kali di buat oleh sawerigading, putera mahkota kerajaan luwu untuk berlayar menuju negeri tiongkok hendak meminang putri tiongkok yang bernama we cudai.

dan sawerigading berhasil ke negeri tiongkok dan memperistrikan putri we cudai. setelah beberapa lama tinggal di negeri tiongkok, sawerigading kembali kekampung halamannya dengan menggunakan pinisinya ke luwu. menjelang masuk ke perairan luwu kapal diterjang gelombang besar dan pinisi terbelah tiga yang terdampar di desa ara, tanah lemo dan bira.

masyarakat ketiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi perahu kemudian kapal itupun diberi nama pinisi. orang ara adalah pembuat badan kapal, di tana lemo kapal tersebut di rakit dan orang bira yang merancang kapal tersebut menjadi pinisi dan ketujuh layar tersebut lahir dari pemikiran orang-orang bira.

dan konon nama pinisi ini sendiri di ambil dari seorang yang bernama pinisi itu sendiri. ada ritual untuk membangunan sebuah kapal pinisi yaitu upacara kurban untuk pebuatan perahu pinisi adalah salah satu di mana kemegahan pinisi dilahirkan. para pembuat perahu tradisonal ini, yakni : orang-orang ara, tana lemo dan bira, yang secara turun temurun mewarisi proses pembuatan perahu ini, dan hari baik untuk mencari kayu biasanya jatuh pada hari ke lima dan ketujuh pada bulan yang berjalan. angka 5 memiliki makna "naparilima dalle'na" yang artinya rezeki sudah di tangan. sedangkan 7 "natujuangni dalle'na" yang artinya selalu dapat rezeki. setelah dapat hari baik lalu kepala tukang yang di sebut "punggawa" memimpin pencarian.

sebelum pohon di tebang di lakukan pula upacara untuk mengusi roh penghuni kayu tersebut. seekor ayam dijadikan sebagai korban untuk dipersembahkan kepada roh. dan jenis pohon yang pilih untuk di tebang itu di sesuaikan dengan arah urat kayu tersebut. pemotongan kayu untuk papan selalu di sesuaikan dengan arah urat kayu agar kekuatannya terjamin.

peletakan lunas juga memakai upacara khusus, waktu pemotongan, lunas di letakkan menghadap timur laut. balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki. sedang balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita. dan pemotongan dengan geregaji harus di lakukan terus menerus tanpa berhenti, oleh karena itu pemotongan harus dilakukan oleh orang yang bertenaga kuat.

ujung lunas yang sunah terpotong tidak boleh menentuh tanah. bila balok bagian depan sudah putus, potongan itu harus dilarikan untuk di buang ke laut. potongan itu menjadi benda penolak bala dan di jadikan kiasan sebagai suami yang siap melaut untuk mencari nafkah. sedangkan potongan balok lunas bagian belakang disimpan di rumah, sikaskan sebagai istri pelaut yang dengan setia menunggu suami pulang dan membawa rezeki.

pemasangan papan pengapit, di sertai dengan upacara kalebiseang upacara anjarreki yaitu untuk penguatan lunas, di susul dengan penyusunan papan dari bawah dengan ukuran lebar yang terkecil sampai keatas dengan terlebar. jumlah seluruh papan dasar untuk perahu pinisi adalah 126 lembah. setelah papan teras tersusun. diteruskan dengan pemasangan buritan tempat meltakkan kemudi bagian bawah.

apabila badan perahu sudah selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan pekerjaan a'panisi yaitu memasukkan majun pada sela papan untuk merekatkan sambungan papan supaya kua, di gunakan sejenis kulit pohon barruk. selanjutnya di lakukan allepa, yaitu mendempul, bahan dempul terbuat dari campuran kapur dan minyak kelapa. campuran tersebut di aduk selama 12 jam, di kerjakan sedikitnya 6 orang. untuk kapal 100 ton, di perlukan 20 kg dempul badan kapal. sentuhan terakhir ialah menggosok dempul dengan kulit pepaya.

pada proses terakhir atau kelahiran pinisi di lakukan upacara selamatan. peluncuran kapal diawali dengan upacara appasili yaitu ritual yang bertujuan untuk menolak bala. kelengkapan upacara berupa seikat dedaunan yang terdiri dari daun sidinging, sinrolo, taha tinappasa,taha siri, dan panno-panno yang diikat bersama pimping. dedaunan dimasukkan ke dalam air dan kemudian di kibas-kibaskan ke sekeliling perahu. dan untuk perahu yang berbobot 100 ton keatas, di potongkan seokor kambing atau sapi. setelah di potong bagian untuk lutut ke bawah di gantung di anjungan sedangkan kaki belakang di gantung di buritan pinisi. maknanya memudahkan saat pelucurannya seperti jalannya binatang secara normal.

selanjutnya ada upacara ammossi yaitu upacara pemberian pusat pada pertengahan lunas perahu dan setelah itu perahu di tarik kelaut. peluncuran kapal  di laksanakan pada waktu air pasang dan matahari sedang naik. punggawa alias kepala tukang, sebagai  pelaksana utama upacara tersebut, duduk di sebelah kiri lunas. doa atau tepatnya mantra pun diucapkan.

kapal pinisi memilliki jenis juga yaitu jenis lamba atau lambo : pinisi modern yang masih bertahan sampai saat ini dan sekarang di lengkapi motor diesel 'plm', dan jenis palari : ialah bentuk awal pinisi dengan lunas melengkung dan ukurannya lebih kecil dari jenis lamba.

DAENG

Thursday, September 24, 2015

"DAENG"

 aslibugismakassar.blogspot.co.id
        pernah kah anda mendengar kata daeng pada saat anda berkunjung ke kota makassar? apakah anda tau arti atau makna kata "daeng" tersebut.

kata "daeng" merupakan bahasa sulawesi selatan, yang dalam bahasa indonesia di artikan kakak lelaki. sebutan 'daeng' biasa digunakan untuk memanggil orang yang lebih tua. namun sebutan daeng memiliki makna berbeda bagi tiap suku daerah di sulawesi selatan.

di sulawesi selatan,terdapat dua suku besar yaitu suku makassar dan bugis. bagi masyarakat makassar 'daeng' merupakan kata paggilan utuk tiap orang lelaki maupun lelaki yang lebih tua usianya. kalau di makassar daeng itu lebih kepada semua laki-laki biasanya di panggil daeng.

tetapi untuk di bugis dan masyarakat bugis agak ketat memegang adat yang berlaku, utamya dalam hal perlapisan sosial. pelapisan sosial masyarakat merupakan suatu ciri khas bagi masyarakat bugis. sejak masa pra islam masyarakat bugis mudah membedakan atau menggelompokkan para anggota masyarakat secara bertingkat. di saat terbentuknya kerajaan dan pada saat yang sama tumbuh dan berkembang secara tajam stratifikasi sosial dalam masyarakat. stratifikasi sosial ini mengakitbatkan muculnya jarak sosial antara golongan atas dan golongan bawah.

dalam suku bugis jaman dulu di kenal 3 strata atau kasta. yaitu : kasta tertinggi 'ana arung/bangsawan , kasta berikutnya ialah 'to maradeka atau orang merdeka, dan kasta terendah adalah kasta 'ata atau budak.

dan untuk kata daeng di bugis gelar yang setara dengan nama daeng ialah to maradeka. namun dalam perkembangannya, panggilan daeng ini memiliki makna yang beragam. bisa berarti kakak dan bisa pula bermakna kelas sosial, namun demikian penggunaanya harus berhati-hati. apalagi untuk saat ini, penggunaan kata daeng sering di tunjukkan untuk masyaraakt kelas sosial tertentu seperti halnya daeng becak, daengsopir pete-pete 'angkot', daeng kuli bangunan dan lain-lain.

di sulawesi selatan sendiri khususnya penghormatan kepada tokoh bugis termaksud di dalamnya bangsawan. bangsawan sendiri biasanya menggunakan kata panggilan "puang", berbeda dengan kata 'daeng'. jadi hati-hatilah memanggil orang bugis dengan sebutan "daeng"

Translate

Asli Bugis Makassar. Powered by Blogger.